Saturday, February 9, 2013

Kepiting Bakau (Scylla sp)

Kepiting Bakau (Scylla sp) merupakan salah satu komoditas perikanan golongan Crustacea yang hidup di perairan pantai, khususnya di hutan-hutang bakau (Mangrove). Pada mulanya kepiting bakau hanya dianggap hama oleh petani tambak, karena sering membuat kebocoran pada pematang tambak. Tetapi setelah mempunyai nilai ekonomis tinggi, maka keberadaanya banyak di buru dan di tangkap oleh nelayan untuk penghasilan tambahan dan bahkan telah mulai dibudidayakan secara tradisional di tambak.

Jumlah jenis kepiting yang tergolong dalam keluarga Portunidae di perairan indonesia diperkirakan lebih dari 100 spesies. Portunidae merupakan salah satu keluarga kepiting yang mempunyai pasangan kaki jalan dan pasangan kaki ke lima berbentuk pipih dan melebar pada ruas yang terakhir.

Keluarga portunidae mencakup kepiting bakau (Scylla sp) dan rajungan (Portunus, Charypdis dan Talamita. Namun, kepiting yang paling banyak di temukan di pasaran adalah kepiting bakau.

Kepiting bakau mempunyai beberapa spesies antara lain Skylla serrata, Scylla tranquebarica, dan Skylla oceanica dengan klasifikasinya sebagai berikut :
Sumber http://deviansouisa.blogspot.com
Klasifikasi Ilmiah

Phyllum : Anthropoda
Class : Crustacea
Ordo : Decapoda
  Famili : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies : Scylla sp 

Kepiting bakau (Scylla sp) mempunyai ciri-ciri morfologi yaitu memiliki ukuran lebar kerapas lebih besar dari pada ukuran panjang tubuhnya dan permukaannya agak licin. Pada dahi antara sepasang matanya terdapat enam buah duri dan disamping kanan dan kirinya masing-maasing buah sembilan buah duri.

Kepiting bakau jantan memiliki capit yang dapat mencapai dua kali lipat dari pada panjang kerapasnya. Sedangkan kepiting bakau betina relatif lebih pendek. Salain itu, kepiting bakau juga memilliki tiga pasang kaki jalan dan sepasang kaki renang. 

Kepiting bakau jantan di tandai dengan abdomen bagian bawah berbentuk segitga meruncing, sedangkan kepiting bakau betina, bentuk abdomennya melebar.

Kepiting jantan dan betina

Menurut Moos et al. (1985), Genus Scylla termasuk dalam sub-famili portunidae dengan ciri-ciri ; panjang pasangan kaki jalan lebih pendek dari capit, pasangan kaki terakhir berbentuk dayung.

Siklus hidup kepiting bakau setelah telur dibuahi dan telur lepas dari induk kepiting betina, kemudian telur menetas akan mengalami berbagai macam tahap yaitu :

1. Larva zoea : Pada tahap zoea, berlangsung proses pergantian kulit (molting) selama 3-4 hari. pada stadium ini larva akan sangat pekaterhadap perubahan lingkungan terutama kadar garam dan suhu air.

2. Fase megalops : Pada fase ini larva masih mengalami proses molting namun relatif lebih lama yaitu sekitar 15 hari. Setiap molting tubuh kepiting akan mengalami pertambahan besar sekitar 1/3 kali ukuran semula.

3. Kepiting muda : Pada fase ini tubuh kepiting masih dapat terus membesar.

4. Kepiting dewasa : Pada stadium ini selain masih mengalami perbesaran tubuh, karapas juga bertambah lebih besar sekitar 5 -10 mm. Kepiting dewasa berumur 15 bulan dapat memiliki lebar karapas sebesar 17 cm dan berat 200 gram.

Sumber : http://deviansouisa.blogspot.com
Bila kondisi ekologi mendukung, kepiting dapat bertahan hidup hingga mencapai umur 3-4 tahun. sementara itu pada umur 12 -14 bulan kepiting sudah di anggap dewasa dan dapat dipijahkan. sekali memijah, kepiting bisa menghasilkan jutaan telur tergantung ukuran induk. Di alam bebas, jumlah larva yang mampu menjadi kepiting muda sangat kecil karena faktor lingkungan yang tidak mendukung dan banyaknya musuh alami. 

Sekali melakukan pemijahan kepiting betina mampu menyimpan sperma jantan dan dapat melakukan pemijahan hingga tiga kali tanpa perkawinan lagi. Telur kepiting yang telah dibuahi akan menetas menjadi zoea, megalops dan kepiting muda yang akhirnya menjadi kepiting dewasa. 


Selama masa pertumbuhan, kepiting menjadi dewasa akan mengalami pergantian kulit antara 17 - 20 kali tergantung kondisi lingkungan dan pakan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan.

Proses pergantian kulit pada tahap zoea berlangsung lebih cepat yaitu sekitar 3-4 hari, sedangkan pada fase megalops proses dan interval pergantian kulit berlangsung lebih lama yaitu setiap 15 hari.



Referensi :
http://books.google.co.id/books?id=FGVJTJPhbCYC&printsec=frontcover&hl=id source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=true
http://www.anakunhas.com/2011/06/sistematika-dan-ciri-morfologi-kepiting-bakau.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/zoology/2073877-kepiting-bakau/

0 comments:

Post a Comment