Kerang Kupang merupakan jenis kerang laut yang sudah lama dikenal terutama oleh masyarakat Jawa Timur. Kerang ini biasa diolah dan dijadikan masakan yang biasa disebut "lontong kupang", makanan khas jawa timur dan tidak ditemukan di daerah lain. Kerang laut umumnya hidup didasar perairan dengan cara membenamkan sebagian cangkang didalam lumpur atau pasir atau camouran keduanya. Beberapa jenis kerang mempunyai bysus semacam otot pada engsel cangkang yang digunakan untuk menempel pada substrat di dasar perairan, termasuk kerang kupang.
Kerang kupang menjadi komoditi penting bagi nelayan di Jawa Timur, khususnya daerah Surabaya, Sidoarjo, Gresik. pengumpulan kerang ini menjadi mata pencaharian yang cukup menjanjikan bagi nelayan setempat, meskipun proses penangkapan, pengolahan, hingga dagingnya siap dijual, memerlukan modal, waktu, dan menguras tenaga.
Daging kerang kupang sumber : www.tiffinbitu.com |
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Subkelas : Heterodonta
Ordo : Mytiloida
Famili : Mytilidae
Subfilum : Mytilinae
Genus : Mytilus
Spesies : Mytilus edulis
Kerang kupang juga merupakan moluska yang termasuk dalam kelas Bivalvia, bangsa Mytiloida, suku Mytilidae dan marga Musculista. Cangkang kerang laut ini terdiri daru dua keping, ukuran cangkangnya kecil maksimum 33 mm, bentuknya pipih, agak menggembung pada bagian umbonya. Cangkangnya tipis, permukaannya halus, berwarna kehijauan, atau kuning kehijauan dan memiliki bercak-bercak cokelat atau guratan-guratan zig-zag berwarna cokelat di dekat umbo dan engsel cangkang.
Bysus yang bentuknya sempurna seperti serbut-serabut bercampur substrat pasir lumpur membentuk kokon yang akan melindungi cangkangnya yang tipis. Di alam, cangkang kerang kupang tampak terbungkus dengan kokon yang berbentuk seperti serabut-serabut rambut halus.
Populasi kerang kupang biasanya melimpah di perairan pantai, hidup menggantung pada substrat, atau membenamkan cangkangnya di dasar pasir berlumpur. Seperti halnya kerang hijau, kerang kupang hidup menggerombol pada substrat didasar perairan dengan cara membenamkan sebagian cangkangnya secara vertikal, hingga hanya bagian posteriornya yang muncul dipermukaan substrat. Dengan posisi ini kerang menggunakan siphon untuk mengalirkan air dan sekaligus makanan.
Tempat hidup yang disukai adalah pantai dengan pasir berlumpur. Kerang ini mampu hidup hingga kedalaman 20 meter dan dapat hidup di berbagai jenis substrat, yaitu habitat keras, lunak, air dan hidup pada organisme lain.
Beberapa pustaka mencatat tipe habitat kerang kupang yakni pada substrat keras seperti kayu dan batuan; substrat lunak biasanya adalah pasir baik yang sedang maupun halus butirannya dan menempel pada organisme lain (menempel pada cangkang kerang lain).
Kerang kupang memiliki fekunditas yang tinggi, cepat tumbuh, masa anakan pendek dan mampu menyebar luas, sehingga termasuk jenis "invader" (mampu menguasai satu wilayah/ekosistem) yang sukses.
Kelaminnya terpisah, kerang jantan dan betina memijah dalam waktu yang bersamaan, biasanya pada awal musim kemaran atau pada akhir musim penghujan. Prosed reproduksi melalui tahap anakan larva yang bersifat planktonik, melayang-layang diperairan selama kurang lebih 55 hari sebelum tumbuh sempurna seperti induknya dan menetap di dasar perairan. Pada umur sembilan bualan kerang sudah dewasa dan diperkirakan mampu hidup selama dua tahun.
Kerang kupang disebut "suspension feeder" yakni pemakan bahan organik/jasad renik dan organisme planktonik yang masuk bersama air melalui siphonnya.
Nelayan di kawasan Surabaya, mengumpulkan kerang kupang dari berbagai lokasi seperti di Pantai Kenjeran, Pantai Suro Madu dan sepanjang pantai di daerah Sidoarjo. Umumnya nelayan mengumpulkan kerang pada malam hari ketika air pasang surut. Kumpulan yang menempel pada substrat dikumpulkan menggunakan semacam sabit agar serabut-serabut substrat mudah ditarik, kemudian kumpulan kerang-kerang dimasukan dalam karung-karung plastik.
Di Surabaya, di kawasan Kalijudan XII terdapat semacam sentra atau pusat pengolahan kerang kupang, sebelum dijual dagingnya. Dikampung ini usaha kerang kupang hampir dilakukan setiap rumah. Kerang kupang hasil tangkapan diren dam di sebuah ember besar, menggunakan stik bambu barbagai ukuran, kumpulan kerang yang tertutup serabutkokon dan saling menempel pada substrat di pilin berkali-kali dengan cara memutar stik bambu, sampai kerang terlepas dari substrat dan kokon.
Selanjutnya substrat dan kokon yang tertinggal dan menempel pada stik bambu di diperas dan dilepaskan dari bambu, demikian seterusnya. Gumpalan substrat dari serabut-serabut yang bercampur lumpur kehitaman berbentuk bulat lonjong inilah yang diduga orang sebagai kotoran manusia
Kerang yang sudah terpisah dari substrat kemudian dicuci dengan air bersih berkali-kali hingga cangkang benar-benar bersih. kemudian direbus dalam panci besar sambil diaduk hingga cangkang terlepas dari daging kerang. daging kerang yang diperoleh dari rebusan tersebut kemudian dicuci kembali berkali-kali, disaring hingga bersih dan siap dijual dan di olah menjadi masakan lontong kupang.
Masakan Lontong kupang Sumber : www.any-thing.net log.viva.co.id |
Air rebusan cangkangpun dimanfaatkan sebagai campuran untuk membuat kerupuk kerang yang berwarna kehijauan. Onggokan cangkannya biasa dimanfaatkan sebagai pakan tambahan untuk ternak itik.
Lontong kupang yang menggunakan bahan baku daging kerang kupang, menjadi makanan khas Surabaya, karena emang kerang kupang hanya dijumpai di beberapa pantai dikawasan Surabaya dan Sidoarjo, meskipun dilaporkan terdapat juga di Gresik dan Probolinggo.
kerang ini mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi dan mudah menyebar, bahkan di Australia kerang ini merupakan jenis pendatang yang dikhawatirkan dapat mendesak populasi kerang lokal. Namun demikian masih banyak yang harus dipelajari tentang distribusi dan kekerabatan antar populasi dan jenis yang kini diduga telah masuk ke Australia dari Asia.
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kupang_%28moluska%29
http://www.biologi.lipi.go.id/bio_indonesia/mTemplate.php?h=34&id_publikasi_jurnal=170
http://www.infojajan.com/article/nutrisi-dan-manfaat-kerang
0 comments:
Post a Comment