Friday, April 5, 2013

Ikan Sidat (Anguilla spp)

Ikan Sidat Anguilla spp termasuk ke dalam famili Anguillidae dan dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan banyak nama daerah. Beberapa nama daerah tersebut antaara lain ikan uling, masapi, moa, lumbon, larak, lubang, gateng denong, mangaling, lara, luncah, sigili dan ikan pelus (Jawa). Dalam bahasa inggris disebut Giant mottled Eel. Di dunia terdapat 350 jenis ikan sidat, 6 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Namun demikian ada 2 jenis yang sering dibudidayakan, yaitu sidat kembang (Anguilla marmorata) dan sidat anjing (Anguilla bicolor). 

Klasifikasi Ilmiah

Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Subkelas : Neopterygii
Division : Teleostei
Ordo : Anguilliformes
Famili : Anguillidae
Genus : Anguilla
Species : Anguilla spp
Nelson (1994) 

Sumber : sidatmasapi.blogspot.com
Tubuh sidat berbentuk bulat memanjang, sekilas mirip belut yang dijumpai di areal persawahan. Salah satu karakter/bagian tubuh sidat yang membedakannya dari belut adalah keberadaan sirip dada yang relatif kecil dan terletak tepat dibelakang kepala sehingga mirip seperti daun telinga sehingga dinamakan pula belut bertelinga.

Pergerakan ikan sidat sangat tergantung pada liak-liuk tubuhnya yang panjang dan licin. Tubuh ikan sidat deselubungi lendir dan mempunyai sisik kecil berbentuk panjang, dan tersusun tegak lurus pada poros panjangnya. Susunan sisik ini biasanya membentuk gambar mozaik seperti anyaman billik. 

Panjang tubuh ikan sidat bervariasi tergantung jenisnya yaitu 50-125 cm. Ketiga siripnya yang meliputi sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor menyatu. Selain itu terdapat sisik sangat kecil terletak dibawah kulit pada sisi lateral. Perbedaan diantara jenis ikan sidat dapat dilihat antara lain dari perbandingan antara panjang preanal (sebelum sirip dubur) dan predorsal (sebelum sirip punggung), struktur gigi pada rahang atas, bentuk kepala dan jumlah tulang belakang.

Ikan sidat tumbuh diperairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa setelah itu ikan sidat dewasa akan beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang dan berangsur-angsur terbawa arus keperairan pantai. Ikan sidat yang mencapai stadia elver akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.

sumber : unagiii.blogspot.com
Ruaya Anadromus larva ikan sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan ruaya larva ikan sidat mulai pada awal musim hujan, akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intenssitas ruayanya. 


Daur hidup ikan sidat dibagi menjadi 3 fase yaitu :

1. Fase hidup di laut, yaitu pada saat telurnya menetas menjadi larva (leptocephali) berbetuk seperti pita transparan. 

2. Fase hidup di daerah estuari, dimana larva telah berkembang menjadi elver atau "glass eel" dengan ciri-ciri tubuh masih tembus pandang. Pada fase ini larva aktif bermigrasi dari laut dalam ke daerah estuaria atau muara sungai mencari salinitas yang lebih rendah, pada fase ini pigmentasi mulai berkembang.

3. Fase hidup di sungai untuk tumbuh menjadi induvidu dewasa.

Dalam siklus hidupnya, setelah tumbuh dan berkembangdalam waktu yang panjang di perairan tawar sidat dewasa yang lebih dikenal yellow eel berkembang menjadi silver eel (matang gonad) dan selanjutnya silver eel akan bermigrasi ke perairan laut dalam untuk memijah. 

Stadia perkembangan ikan sidat Anguillid eel umumnya sama, baik tropic maupun yang berada pada daerah empat musim (temperate), yaitu stadia leptocephalus, stadia metamorfosis, stadia glass eel atau elver, yellow eel dan silver eel (sidat dewasa matang gonad).

Sidat memijah pada zona lapisan tengah dimana memiliki karakteristik temperature optimum 20 derajat celsius dan salinitas tinggi. dalam tempo 2-10 hari telur tersebut menetas. Larva tersebut masih berbentuk seperti pita transparan. Stadia ini disebut leptocephali. 

Jumlah telur yang dihasilkan kurang lebih 3 juta telur perkilogram berat induk betinanya. Temperature dan salinitas sangat kuat mempengaruhi migrasi ikan ke sungai. Elver akan memilih periode dimana terjadi perbedaan temperature air sungai dan temperatur air laut yang paling kecil. Factor lingkungan lainnya yang berpengaruh adalah pasang surut, angin, sinar matahari.

Larva ikan sidat hidup pada lingkungan yang mempunyai karakteristik fisik sebagai berikut: suhu, benih ikan sidat lokal, A. marmorata tumbuh baik pada suhu berkisar antara 29-31 derajat celcius, salinitas untuk pertumbuhan ikan sidat adalah 0-3 ppt. oksigen terlarut (DO) minimal yang dapat ditolelir oleh ikan sidat berkisar antara 3-4 ppm dan pH optimal untuk pertumbuhan ikan sidat adalah 7 - 8.

sumber : sidatmasapi.blogspot.com
pada ekosistem aslinya, ikan sidat termasuk dalam strata hewan karnivora pada rantai makanan. Diperairan umum ikan sidat memakan berbagai jenis hewan khususnya organisme benthik seperti crustaceae (udang dan kepiting), polichaeta (cacing, larva chironomus) dan larva bivalvia serta gastropoda. Ikan sidat aktif melakukan aktivitas makan pada saat malam hari atau nocturnal.




Referensi :
http://carabudidaya.com/cara-budidaya-ikan-sidat/
http://sidatmasapi.blogspot.com/2012/10/mengenal-ikan-sidat-lebih-dekat.html
http://mazara30.wordpress.com/2012/06/03/160/  

0 comments:

Post a Comment